Gula batu adalah salah satu jenis gula yang biasa dikonsumsi dalam minuman maupun makanan. Jenis gula ini memang lebih jarang ditemui dibandingkan gula pasir yang selalu ada di meja dapur. Tetapi ada yang beranggapan bahwa gula batu lebih sehat dibanding gula biasa. Untuk menjawab hal itu, penting memahami gula batu terbuat dari apa dulu.
Gula batu berbentuk seperti bongkahan kristal batu besar dengan warna yang variatif, mulai dari cokelat, kuning emas, hingga putih. Kalau di luar negeri, gula batu dikenal dengan nama rock sugar. Dalam mencapai bentuk yang dikenal saat ini, gula batu melalui proses yang tidak jauh berbeda dengan gula pasir.
Namun apa proses yang membedakan keduanya sampai gula batu memiliki ukuran yang besar dan tekstur kasar. Biar tidak penasaran, yuk kulik jawabannya!
Baca Juga: Ketahui 7 Jenis Beras Dan Manfaatnya Untuk Kesehatan
Gula Batu Terbuat Dari Apa?
Proses produksi gula batu dimulai dari persiapan bahan dasarnya, kemudian dilanjut dengan proses kristalisasi yang akhirnya menghasilkan bongkahan kristal seperti yang biasa kamu lihat. Untuk proses yang lebih detail, simak penjelasan berikut:
1. Bahan Dasar Gula Batu
Gula batu terbuat dari larutan gula cair yang memang dipilih khusus untuk membuat jenis gula ini. Larutan gula tersebut merupakan larutan jenuh yang tidak bisa lagi dilarutkan dengan air. Meski begitu tingkat kemanisan gula ini lebih rendah dibandingkan gula pasir.
2. Proses Kristalisasi
Setelah matang, larutan tersebut dituang ke dalam wadah yang telah diberi benang-benang dengan pola seperti jaring. Proses ini disebut kristalisasi dan berlangsung selama kurang lebih satu minggu.
Larutan ini dibiarkan mengendap sampai nantinya terbentuk kristal gula pada benang-benang yang ada.
3. Penirisan Larutan
Meski sudah satu minggu diendapkan, larutan tersebut tidak sepenuhnya keras. Oleh karenanya wadah perlu ditiriskan dari larutan yang tidak mengkristal. Sisa larutan yang tidak jadi masih bisa digunakan untuk membuat gula jawa.
Gula batu terbuat dari larutan gula cair, maka tak heran kalau proses pengendapan ini menghasilkan bongkahan kristal cantik yang saling menempel pada benang.
4. Penjemuran
Gula batu yang baru jadi masih memiliki kadar air, sehingga terasa lengket jika dipegang. Maka dari itu gula batu segera dijemur di bawah matahari langsung selama 2 hari. Proses ini akan menyempurnakan tahap kristalisasi gula, sehingga bagian luar gula batu terasa sedikit kasar. Setelah itu gula batu yang sudah jadi siap untuk dikonsumsi.
Kandungan Nutrisi Gula Batu
Gula batu mengandung nutrisi yang perlu diperhatikan sebelum mengonsumsinya. Apalagi gula sebagai pemanis dikenal lebih banyak memberikan dampak buruk daripada baik. Setiap 100 gram gula batu setidaknya mengandung 163 gram karbohidrat dan 387 kalori.
Orang dewasa hanya mengonsumsi 50 gram gula per hari. Jika ingin mengonsumsi gula batu, pastikan tidak melebihi batas kebutuhan harian tersebut.
Konsumsi Gula Batu Dalam Makanan Dan Minuman
Setelah tahu gula batu terbuat dari apa, pastinya kamu penasaran bagaimana cara mengonsumsinya. Ada banyak cara untuk mengonsumsi gula batu supaya rasanya maksimal. Umumnya gula batu digunakan untuk konsumsi berikut:
- Bandrek
- Teh melati
- Teh lemon
- Kolak pisang
- Setup buah
- Kopi kothok
- Teh telang
- Teh rambut jagung
- Wedang jangkruk
- Kolak ubi ungu
Hampir segala makanan dan minuman dapat menggunakan gula batu sebagai pengganti gula pasir. Tinggal kreasikan sesuai dengan selera masing-masing.
Fakta Gula Batu Lebih Sehat dari Gula Pasir
Berhubung banyak makanan dan minuman yang menggunakan gula batu, akhirnya muncul anggapan bahwa gula batu lebih sehat dibandingkan gula pasir. Namun apakah itu benar? Mari bedah fakta sesuai kata dokter!
Gula batu dan gula pasir, memiliki bentuk dan tekstur yang berbeda, namun terbuat dari bahan yang sama, yaitu sukrosa. Sukrosa adalah jenis gula disakarida yang terdiri dari glukosa dan fruktosa. Keduanya mungkin memiliki perbedaan dalam hal penampilan, tekstur, dan digunakan dalam berbagai jenis resep dan makanan.
Jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebih, gula batu bisa menimbulkan masalah kesehatan, seperti diabetes tipe 2 hingga obesitas. Konsumsi gula yang berlebih juga berpotensi menyebabkan penuaan dini, jerawat, serta meningkatkan risiko penyakit jantung.
Berhubung bahan dasarnya sama, maka dampak yang ditimbulkan antara gula batu dan gula pasir pun tidak jauh berbeda. Kamu perlu membatasi asupan gula supaya terhindar dari masalah-masalah tersebut. Lebih baik lagi jika beralih ke minuman zero sugar.
Sekiranya sulit, kamu bisa mengganti gula dengan sorbitol atau stevia. Keduanya merupakan pemanis alternatif yang lebih rendah kalori dan karbohidrat. Tetapi konsultasikan dulu dengan dokter kamu sebelum menggunakan pemanis alternatif ini.
Baca Juga: Serupa Tapi Tak Sama, Ini Beda Gula Aren Dan Gula Merah
Meski gula batu terbuat dari proses yang lebih ringkas, gula batu sebetulnya sama dengan gula pasir. Hanya saja ukurannya lebih besar dan warnanya lebih gelap. Jika tetap ingin mengonsumsinya, pastikan tetap membatasinya agar tidak mengganggu kadar gula darah.